LAYANG-LAYANG NAGA

Layangan Naga


Layang-layang Naga merupakan jenis layangan yang memiliki tampilan khas yang sesuai dengan namanya. Berikut ini terdapat beberapa informasi terkait dengan layangan naga raksasa beserta sejarahnya. Layangan ini berasal dari Tiongkok sekitar 400 SM dan merupakan jenis layangan terbesar di dunia pada waktu itu. Sebelum kita mengetahui siapa pembuat pertama layangan naga tersebut, kita lihat dulu sejarah awal sebelum layangan naga ini ada hingga sekarang ini.

Sejarah awal pembuatan layangan naga ini dimulai pada saat Pemikir besar Tiongkok Mozi dan sesepuh tukang kayu Tiongkok, Luban, yang sebelumnya pernah membuat burung yang terbuat dari bahan kayu dan bambu.

Burung kayu tersebut diberi nama “Muyuan” dan tahukah anda bahwa burung yang terbuat dari paduan kayu dan bambu ini dapat terbang selama tiga hari di udara.

Dengan bentuk yang sangat besar tentunya, serta dapat bertahan lama di udara, Layangan pada zaman kuno ini sering dipakai sebagai alat militer, misalnya dilayangkan di udara untuk menghitung jarak antara dua tentara atau digunakan untuk menyampaikan informasi militer, dan hingga pada masa Dinasti Tang, layang-layang ini secara bertahap memilki tampilan perubahan secara fisik, baik ukuran hingga bentuk rupa hewan.



Berdasar dari hal tersebut, tepatnya pada masa Dinasti Song pada abad ke-10, layang-layang disebarkan ke lebih banyak daerah, antara lain, Korea, Jepang dan Malaysia kemudian layang-layang pun tersebar ke Eropa dan Benua Amerika. Tetapi, dalam hal ini layangan sudah tidak dijadikan sebagai alat perang lagi baik dalam proses pembuatan maupun hasil atau bentuk layangan itu sendiri karena seiring perkembangan zaman, layangan pun dijadikan sebagai hiburan di beberapa daerah tersebut.

Bahkan tahukan anda, terkhusus Di Eropa dan Benua Amerika, layang-layang berkembang ke arah wahana terbang. Dengan kata lain ide pembuatan pesawat ini berasal karena adanya layangan. Dimana pada saat dua pria bersaudara Wright berhasil membuat pesawat terbang pertama di dunia yang dapat terbang dengan awak.

Di Museum Antariksa dan Penerbangan Washington Amerika terpasang sebuah layang-layang Tiongkok. Kata-kata di atasnya berbunyi " wahana terbang paling awal manusia adalah layang-layang dan roket buatan dari Tiongkok."

Berbicara tentang perkembangan, tidak terbatas pada Layangan saja, Alat pembuat bunyi di layang-layang juga mengalami perkembangan yang cukup besar seperti Peluit yang terbuat dari labu kendi dan buah ginko yang dipasang pada layang-layang dapat berbunyi nyaring dan didengar sejauh beberapa kilometer. Waktu itu kaum intelektual berkebiasaan membuat layang-layang sendiri untuk diberikan kepada sahabat sebagai hadiah atau cendera mata.

Dengan pesatnya perkembangan layangan pada saat itu, Karya sajak dan gambar yang bertopik layang-layang pun bermunculan di masa itu. Salah satunya Pengarang terkenal Cao Xueqin adalah salah seorang tokoh representatif pada waktu itu. Cao Xueqin dalam novelnya yang berjudul  "Impian Wisma Merah" melukiskan dengan teliti bagaimana menerbangkan layang-layang. Berdasar dari hal di atas, ia juga menulis buku tentang layang-layang.

Dalam buku itu Cao Xueqin memperkenalkan 40 lebih cara pembuatan layang-layang, beberapa diantaranya terbagi dalam beberapa kategori bentuk hewan misalnya misalnya burung elang, phoeniks, kupu-kupu, ikan emas, Layangan Naga, halipan dan belibis.



Kembali ke topik utama yaitu Layangan Naga. Dari segi pembuatan layangan Naga Tiongkok ini sangat bervariasi dan sulit dihitung satu per satu. Tempat-tempat yang terkenal dengan pembuatan layang-layang, antara lain, Beijing dan Tianjin di Tiongkok Utara, Sichuan di Tiongkok Barat Daya serta Shandong di Tiongkok Timur.

Layang-layang yang dihasilkan dari masing-masing wilayah tersebut mempunyai ciri khas sendiri, Misalnya Tianjin terkenal dengan layang-layang kawanan belibis, sedangkan Shandong terkenal dengan layang-layang “kepala naga dengan bentuk tubuh halipan”. Layang-layang tersebut dapat dilipat hingga ukurannya mengecil dan bisa dimasukkan ke dalam kotak mini.

Pada 1984, di Pekan Raya Layang-layang Internasional Weifang Shandong Pertama diterbangkan satu layang-layang “kepala naga dan tubuh halipan” yang mengagumkan, tinggi kepalanya 4 meter dan lebarnya 4 meter dengan diameter tubuhnya 1,2 meter. Panjang layang-layang itu tercatat 320 meter dan merupakan layang-layang yang paling panjang di Tiongkok pada waktu itu.

Baca juga : Layangan terbesar di Indonesia

Layang-layang Tiongkok adalah perpaduan teknik kerajinan dan kesenian hingga semakin banyak orang di dunia yang tertarik oleh keindahan dan pesona yang dimanifestasikan layang-layang Tiongkok. Sekarang Pekan Raya Layang-layang Internasional Weifang telah menjadi pesta layang-layang internasional yang diadakan setahun sekali.

Setiap tahun, tepatnya bulan April banyak pemain elit layang-layang baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri berkumpul di Weifang, Shandong Tiongkok Timur untuk saling bertukar pengalaman dan berkompetisi. Dengan demikian, Weifang pun menjadi museum layang-layang terbesar di dunia. Di sana tersimpan dan diperagakan layang-layang terbaik dunia, baik pada zaman dulu hingga sekarang ini.

Demikian informasi tentang layangan naga dan sejarahnya. Semoga informasi ini dapat membantu anda.

0 Response to "LAYANG-LAYANG NAGA"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel